Di era digital yang penuh disrupsi, informasi bersaing tidak hanya dalam kecepatan, tetapi juga dalam makna. Dalam konteks ini, storytelling tidak lagi dianggap sebagai pelengkap, melainkan telah menjadi inti strategi komunikasi modern. Melalui cerita, organisasi membangun kepercayaan, menciptakan koneksi emosional, membentuk persepsi, hingga membangun reputasi jangka panjang. Buku ini disusun untuk memberikan panduan teoritis dan praktis tentang bagaimana public relations dapat memanfaatkan storytelling secara strategis. Mulai dari psikologi audiens, elemen narasi, format cerita lintas kanal, hingga studi kasus inspiratif, setiap bab disusun untuk menjadi referensi yang aplikatif bagi para profesional komunikasi, akademisi, mahasiswa, maupun praktisi humas di sektor publik dan swasta.